MUSIK sangat berpengaruh terhadap ketajaman otak. Pada prinsipnya otak bekerja secara elektrikal dengan bertumpu kepada gelombang frekuensi. Sama seperti musik, dentingan, gesekan, dan nada-nada musik bermain di level gelombang frekuensi. Karenanya, musik dapat menambah ketajaman pikiran hingga usia lanjut.
Sebuah studi yang dilakukan oleh gerontologis Amerika Serikat telah menunjukkan, bahwa pendidikan musik mampu menjaga ketajaman pikiran hingga tua.
Jurnal ilmiah PLoS One menulis hasil penelitian yang dilakukannya. Para ilmuwan telah menemukan, bahwa musik untuk waktu yang lama dapat membuat jumlah koneksi alternatif di otak yang mampu mengimbangi kemelorotan kemampuan kognitif di usia tua. Demikian yang disitat dari Genius Beauty, Rabu (8/6/2011).
Para ahli telah mengundang beberapa puluhan relawan usia 63 sampai 80 tahun untuk berpartisipasi dalam penelitian. Mereka dibagi dalam tiga kelompok, yaitu tidak ada pendidikan musik, satu tahun sampai 9 tahun belajar di sekolah musik, 10 dan lebih dari 10 tahun pendidikan musik.
Para wakil partisipan dari "kelompok musik" mulai memainkan alat musik pada usia 10 tahun. Lebih dari 50 persen dari mereka bermain piano, 25 persen memainkan flute atau klarinet. Yang lain dengan string, perkusi, dan instrumen tiup. Selain itu, semua peserta penelitian memiliki tingkat yang sama dari pendidikannya secara umum.
Para peneliti meminta para peserta untuk melewati tes psikologi dan beberapa kecerdasan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa peserta yang memiliki pendidikan musik yang lengkap, menunjukkan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan mereka yang pernah belajar memainkan alat musik.
Selain itu, hampir 50 persen dari relawan berpendidikan musik terus memainkan musik selama periode percobaan, namun ternyata hasilnya lebih baik daripada mereka yang telah menghentikan latihan mereka beberapa tahun sebelumnya.
Dengan demikian, para peneliti telah menyimpulkan bahwa durasi musik belajar lebih penting daripada fakta memainkan alat musik di usia tua.
Sebuah studi yang dilakukan oleh gerontologis Amerika Serikat telah menunjukkan, bahwa pendidikan musik mampu menjaga ketajaman pikiran hingga tua.
Jurnal ilmiah PLoS One menulis hasil penelitian yang dilakukannya. Para ilmuwan telah menemukan, bahwa musik untuk waktu yang lama dapat membuat jumlah koneksi alternatif di otak yang mampu mengimbangi kemelorotan kemampuan kognitif di usia tua. Demikian yang disitat dari Genius Beauty, Rabu (8/6/2011).
Para ahli telah mengundang beberapa puluhan relawan usia 63 sampai 80 tahun untuk berpartisipasi dalam penelitian. Mereka dibagi dalam tiga kelompok, yaitu tidak ada pendidikan musik, satu tahun sampai 9 tahun belajar di sekolah musik, 10 dan lebih dari 10 tahun pendidikan musik.
Para wakil partisipan dari "kelompok musik" mulai memainkan alat musik pada usia 10 tahun. Lebih dari 50 persen dari mereka bermain piano, 25 persen memainkan flute atau klarinet. Yang lain dengan string, perkusi, dan instrumen tiup. Selain itu, semua peserta penelitian memiliki tingkat yang sama dari pendidikannya secara umum.
Para peneliti meminta para peserta untuk melewati tes psikologi dan beberapa kecerdasan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa peserta yang memiliki pendidikan musik yang lengkap, menunjukkan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan mereka yang pernah belajar memainkan alat musik.
Selain itu, hampir 50 persen dari relawan berpendidikan musik terus memainkan musik selama periode percobaan, namun ternyata hasilnya lebih baik daripada mereka yang telah menghentikan latihan mereka beberapa tahun sebelumnya.
Dengan demikian, para peneliti telah menyimpulkan bahwa durasi musik belajar lebih penting daripada fakta memainkan alat musik di usia tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar