Sabtu, 30 Juli 2011

Belajar Musik Bikin Anak Cerdas

BERBAGAI stimulasi perlu dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan otaknya. Salah satunya dengan mendengarkan musik, yang terbukti memengaruhi perkembangan otak hingga dewasa nanti.

Selama ini orangtua umumnya hanya terpaku pada pendidikan formal seperti sekolah untuk kemampuan baca, tulis, dan hitung (calistung) anak. Padahal, pendidikan seni seperti menari, musik, dan drama juga baik untuk perkembangan otak.

Ahli pendidikan menyarankan orangtua untuk mulai melibatkan anaknya dalam kegiatan seni sejak dini. Banyak penelitian telah dipublikasikan pada beberapa tahun terakhir ini, menguatkan alasan bahwa pelajaran musik memiliki efek positif terhadap perkembangan otak anak.

Menurut sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh American Psychological Association (APA), anak yang dikenalkan pelajaran musik dari kecil, kemampuan otaknya akan lebih tajam dibanding anak seusianya, bahkan saat mereka tidak lagi memainkan alat musik.

Penelitian ini mengikutsertakan 70 orang dewasa sehat berusia 60 hingga 83 tahun yang dibagi dalam kelompok berdasarkan tingkat seberapa besar pengalaman musik mereka. Partisipan yang memiliki kemampuan musik mendapatkan hasil tes kognitif lebih baik daripada mereka yang tidak pernah belajar instrumen atau tidak bisa membaca not balok. Hasil penelitian ini dipublikasikan secara online dalam jurnal Neuropsychology yang diterbitkan oleh APA.

”Kegiatan berbau musik sepanjang hidup dapat berfungsi sebagai latihan kognitif yang menantang, yang membuat otak Anda sehat dan lebih mampu mengakomodasi tantangan proses penuaan,” kata pemimpin peneliti Brenda Hanna-Pladdy PhD seperti dikutip laman sciencedaily.com.

”Mempelajari instrumen musik yang membutuhkan belajar dan praktek bertahun-tahun, membuat koneksi alternatif di otak yang dapat mengimbangi penurunan kognitif seiring bertambahnya usia,” tambahnya.

”Walaupun banyak penelitian telah dilakukan tentang manfaat kognitif aktivitas musik oleh anak-anak, ini adalah studi pertama untuk menguji apakah manfaat tersebut dapat berlangsung seumur hidup,” kata Hanna-Pladdy.

Hanna-Pladdy adalah seorang neuropsikolog klinis yang melakukan penelitian bersama dengan psikolog kognitif Alicia MacKay PhD dari University of Kansas Medical Center, Amerika Serikat. Tiga kelompok peserta penelitian yaitu orang-orang tanpa pelatihan musik sebelumnya, mereka yang selama satu sampai sembilan tahun belajar musik dan kelompok dengan setidaknya 10 tahun pelatihan musik.

Semua partisipan memiliki tingkat pendidikan dan kebugaran yang sama serta tidak menunjukkan bukti menderita penyakit alzheimer.Semua partisipan musisi amatir tersebut biasanya mulai bermain alat musik pada sekitar 10 tahun.

Lebih dari setengah di antaranya bermain piano,sementara sekitar seperempatnya pernah belajar instrumen jenis tiup kayu seperti flute atau klarinet. Sisanya, menguasai instrumen musik petik, seperti perkusi atau brass instrument.

Peserta musisi yang lebih jago mendapatkan nilai tes kognitif lebih tinggi, diikuti dengan musisi yang biasa saja dan bukan musisi, yang akhirnya mengungkapkan tren yang berhubungan dengan berapa tahun mereka menekuni musik.

Para musisi yang termasuk andal memiliki skor yang lebih tinggi secara statistik signifikan dibanding bukan musisi pada tes kognitif yang berkaitan dengan memori visuospatial, penamaan objek, dan fleksibilitas kognitif. Selain melalui pendengaran CD, Anda dapat membawa sang buah hati untuk belajar di tempat kursus musik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar