Sabtu, 17 September 2011

10 Fakta Penting Tentang Anak dan Musik

Musik mencerdaskan anak. Pasti pernyataan yang satu ini sudah tidak asing di telinga Anda. Tapi, mungkin anda bertanya-tanya, bagaimana persisnya musik bisa mencerdaskan anak?, fakta-fakta berikut ini bisa memuaskan keingintahuan Anda.



Fakta #1 :

Tiap anak terlahir dengan naluri musik

Sebenarnya, anak sudah mengenal musik sejak di dalam kandungan. “Degup jantung mama saja sudah bagaikan alunan musik perkusi di telinga janin, “ kata Chepy Soemirat, Seminator Musik Ensemble dari Yamaha Musik Indonesia, Jakarta, yang biasa melatih musik para guru sekolah dasar di pelosok Nusantara. Ya, di sekitar bulan ke-4 kehamilan, janin sudah mampu mendengar 'musik' didalam tubuh mama. Menginjak bulan ke-7, organ pendengaran si kecil kian berkembang dan ia mulai mengenali berbagai suara, termasuk yang di dengarnya dari luar.

Fakta #2 :

Mama, guru musik pertama si kecil

Meski darah musik mungkin tidak mengalir dalam diri anda, anda tetap menjadi 'guru musik' pertamanya. Senandung lembut saat membuai si kecil, atau lagu riang yang anda nyanyikan saat bermain dengannya, semua ini berperan besar dalam mengasah naluri musik anak. Jadi, Anda bisa memperkenalkan musik sedini mungkin, tanpa harus menunggu sampai anak cukup besar untuk mengikuti pendidikan musik. “Sebagai role model, orang tua memegang peranan utama. Jika Anda cinta musik, anak akan lebih sering memperoleh stimulasi dari lingkungannya,” jelas Rustika Thamrin, Psi., CPHR, CBA, psikolog anak dan keluarga dari Brajawijaya Women and Children Hospital, Jakarta.





Fakta #3 :

Musik menyehatkan !

Para periset menemukan musik atau bahkan senandung mama bisa membantu bayi prematur menambah berat badan dan lebih cepat keluar dari rumah sakit. Tak heran, unit perawatan neonatal intensif (NICU) di beberapa rumah sakit rajin memutarkan musik bagi bayi prematur. Hal serupa juga terbukti dari sebuah studi di Jerman yang dilakukan terhadap 100 bayi yatim piatu dengan kondisi kesehatan buruk. Mereka diasuh oleh para pengasuh dengan sentuhan, stimulasi musik melimpah, serta intonasi suara yang naik turun. Hasilnya? Kesehatan mereka membaik hingga 100%. Sementara pada orang dewasa, musik pun dikenal bisa menurunkan tekanan darah dan membuat degup jantung lebih teratur.

Fakta #4 :

Musik baik untuk otak

Baik dalam kandungan, semasa bayi maupun kanak-kanak, musik membantu sel-sel syaraf otak membentuk berbagai koneksi yang bisa membantu kita memahami bahasa. Mark Tramo M.D., medicalneurobiologist dari Harvard Universit, Amerika, menjelaskan, “Dalam otak manusia, jutaan sel syaraf membentuk sirkuit atau jaringan, yang menjadi aktif saat kita mendengarkan musik. Sirkuit-sirkuit ini berhubungan dengan daya ingat, perhatian, emosi, kontrol motorik, dan kemampuan berbahasa.”

Musik juga menyeimbangkan kedua belahan otak : belahan kiri (memungkinkan kita untuk berjalan dan berbicara) dan belahan kanan (memungkinkan kita melakukan hal-hal kreatif). Bermusik mengaktifkan kedua belahan ini, dan belum ada aktivitas lain yang memberi efek serupa!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

MEMILIH ALAT MUSIK

Alat musik yang 'ramah' bagi balita adalah electone. Mengapa? Tuts-nya sesuai kekuatan otot jari si kecil. Juga, electone memiliki jangkauan nada yang luas dan dua tingkat keyboard, sehingga anak bisa belajar membedakan suara melodi dan harmoni dengan jelas.

Menjelang usia enam tahun, saat otot-otot tangan dan kakinya sudah lebih kuat, Anda bisa mulai mengenalkan anak pada piano, biola, gitar, atau bahkan drum, tergantung pada minatnya.

Sikecil berminat pada alat musik tiup? Saat ia berusia sekitar tujuh atau delapan tahun, mulai perkenalkan pada recorder atau suling. Ketika usianya sudah cukup dan kemampuannya berkembang, anak bisa melanjutkan dengan alat musik tiup lain seperti flute, saksofon, klarinet, dan semacamnya.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Fakta #5 :

Anak lebih peka berkat musik

Selain menyehatkan dan 'mengasah' otak, musik juga bisa berguna untuk menunjangsi kecil dalam mengenali emosi. Sebuah studi di Ohio, Amerika, menemukan anak-anak dari berbagai usia bahkan yang tidak berlatar belakang musik, mampu mengenali 'emosi'yang terkandung dalam musik. Tak hanya itu, musik bisa sangat bermanfaat bagi kehidupan sosial anak kelak. Melalui musik, anak diajak mengikuti ritme. Hal ini akan menstimulasi otak kiri, yang banyak terkait dengan kemampuan mengikuti aturan. Dan saat anak bermain dan bergerak sesuai iringan musik, kepekaannya terhadap 'aturan tak tertulis' bisa lebih terasah, tentu saja ini akan banyak manfaatnya saat ia terjun ke tengah masyarakat kelak.

Fakta #6 :

Pendidikan musik bisa dimulai sejak usia balita

Sejak usia tiga tahun, anak sudah mulai mengikuti kelas persiapan untuk belajar musik (tahap pengenalan). Pada usia ini kemampuan pendengaran anak berkembang dengan pesat, dan pengalaman bermusik akan terekam sebagai memori menyenangkan, kepekaan anak terhadap beragam nada dan suara pun terasah. Jadi, kemampuan musik si kecil tertanam dengam sendirinya, ujar Lichin Harty, Chief Instructor Junior Music Course, Yamaha Musik Indonesia.

Fakta #7 :

Musik, penyaluran stres yang positif

Bermain musik bisa menjadi sarana penyaluran stres yang positif bagi anak.”Tekanan yang dihadapi anak kini semakin berat. Jika anak bisa bemain musik, ia mempunyai acar melampiaskan stres yang jauh lebih baik daripada bermain video game, misalnya, “ kata Rustika, psikolog yang juga mama tiga anak. Tak ada salahnya pula jika Anda mengimbangi kegiatan bermusik anak dengan kegiatan lain yang bersifat teamwork, seperti paduan suara, bemain futsal, atau olahraga kelompok lainnya.

Fakta #8 :

Bakat bukan segalanya

Bakat musik yang diturunkan ternyata hanya menentukan 20% keberhasilan anak. Sisanya?

Lingkungan keluarga berperan. Anak yang berbakat belum tentu bisa menonjol jika musik jarang di perdengarkan di rumah. Sebaliknya, anak yang tidak punya darah musik di keluarga bisa saja mengembangkan naluri musik yang peka, jika orang tuanya rajin memberi stimulasi sejak kecil. Dan ingat, 90% kunci keberhasilan bermusik adalah latihan. “Umumnya anak hanya bertemu guru satu jam dalam seminggu. Jadi, latihan rutin di rumah penting. Sebentar saja sekitar 15-20 menit sehari, “jelas Lichin.

Fakta #9 :

Musik harus dipelajari dalam suasana menyenangkan

Belajar dalam suasana menyenangkan akan membuka sistem limbik. Sistem limbik adalah semacam 'pintu', agar informasi dapat mencapai bagian otak yang bernama cortex cerebri.

Cortex Cerebri, yang volumenya meliputi 80% dari otak, adalah tempat penyimpanan daya ingat jangka panjang serta tempat berlangsungnya proses analisa berfikir. Itu sebabnya rata-rata kelas musik untuk balita berusaha menarik minat anak dengan aneka kegiatan seperti mendengar, bernyanyi, dan membaca. Dengan begitu, si kecil akan makin bersemangat bermusik.

Fakta #10 :

Partisipasi orang tua menentukan keberhasilan

Pada kelas musik untuk balita, biasanya orang tua diminta mendampingi sebagai partner belajar anak. Mengapa? Keterlibatan orang tua sangat penting dalam kemajuan pendidikan musik anak. Bangkitkan semangat berlatih si kecil dengan menemaninya berlatih dan memberi perhatian pada perkembangannya. Jangan lupa, sering-sering beri pujian atas usaha dan pencapaiannya!




MENYIASATI KEBOSANAN ANAK

Letakkan alat musik di ruang keluarga, jangan di diruang tertutup. Dengan begitu, permainannya bisa mendapat apresiasi dari seluruh keluarga.

Jangan mengritik anak. Puji kemajuannya, sekecil apapun itu.

Adakan 'sesi main musik', bergantian dengan anggota keluarga lain.

Sering-seringlah menunjukan apresiasi Anda terhadap musik. Tunjukan bahwa musik adalah sesuatu yang berharga dan penting bagi Anda.

Ajak anak menonton konser. Bebaskan ia memilih jenis musik yang ingin disaksikan.

Ajak anak pergi membeli CD, buku, atau apapun yang bisa merangsang minatnya.

Jika semua upaya ini tidak berhasil, untuk sementara kurangi dulu jam latihannya. Lalu, secara bertahap, perbanyak kembali jam latihan sambil terus memberinya berbagai stimulasi untuk bermusik.

Kamis, 15 September 2011

Efek Musik Bagi Penderita Parkinson

Penyembuhan penyakit parkinson masih sulit dilakukan. Upaya yang dilakukan adalah bagaimana memperbaiki kualitas hidup penderita parkinson. Gerakan yang tidak terkontrol bisa dikurangi dengan terapi musik yang rileks.

Bermain maupun mendengarkan musik bisa membantu memperbaiki kualitas hidup penyandang parkinson. Tapi tidak semua jenis musik bisa digunakan, sebab beberapa di antaranya justru menyebabkan stres.

Parkinson merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan adanya tremor (gerakan tidak terkontrol) pada pergerakan dan kekakuan otot. Dalam kasus tertentu penyakit ini disebabkan oleh toksin, kepala terluka dan obat-obatan.

Dalam perbincangan disela-sela peringatan Hari Parkinson sedunia 2010 di Jakarta (2/5/2010), Dr. Rocksy Fransisca, Sp.S. menyampaikan bahwa musik memiliki 3 efek pada penyandang parkinson.

Pertama, musik membantu gerakan. Musik-musik dengan ritme tertentu berfungsi seperti cetakan gerak.

"Kita bisa mencobanya dengan metronome yang biasa digunakan anak-anak untuk belajar piano. Adanya panduan ritme akan sangat membantu gerakan," ujar Dr. Rocksy yang sehari-hari bertugas di RS Siloam.

Kedua, musik berfungsi untuk menenangkan. Gangguan tidur banyak dialami oleh penderita parkinson sebagai dampak menurunnya produksi dopamin. Musik yang lembut dan pelan membantu penyandang parkinson untuk rileks.

Ketiga, musik bisa membangkitkan kenangan masa lalu. Ketika masih muda, umumnya seseorang punya musik favorit. Ketika diperdengarkan kembali, musik tersebut akan merangsang otak untuk memanggil kembali kenangan lama.

Selain 3 fungsi di atas, Dr. Rocksy juga menambahkan fungsi sosial. Musik seperti angklung tidak bisa dimainkan sendirian karena butuh kerja sama. Interaksi dengan sesama penyandang parkinson akan menghilangkan rasa kesepian yang sering memperburuk keadaan.

Meski demikian tidak semua jenis musik bisa dipakai untuk terapi penyakit parkinson. Musik yang tidak memiliki ritme yang jelas, justru membuat penyandang parkinson mengalami stres.

"Salah satunya adalah musik rock, sebab jenis musik tersebut tidak memiliki birama yang jelas. Yang seperti itu tidak cocok untuk penyandang parkinson, salah-salah malah bikin stres," kata Dr. Rocksy.

Meski tidak ada data resmi, Dr. Rocksy mengaku sering mendengar testimoni bahwa musik cukup efektif bagi penyandang parkinson. Pasien tersebut menjadi tidak tergantung lagi pada obat-obatan.

Bagaimanapun, sampai saat ini musik masih digolongkan sebagai terapi suportif (pendukung) dalam menangani penyakit parkinson. Musik juga tidak bisa mencegah risiko terkena parkinson.

"Kebiasaan bermain musik tidak menurunkan risiko. Contohnya, presenter sekaligus musisi Ebet Kadarusman. Dia bermain musik, tetapi tetap saja kena parkinson," tambah Dr. Rocksy.

Belajar Sambil Dengar Musik Tak Baik untuk Otak

Tidak sedikit orang yang suka belajar sambil mendengarkan musik, nonton televisi atau mendengarkan radio. Tapi sebenarnya belajar sambil mendengarkan musik tidaklah baik untuk otak. Mengapa?

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kebiasaan pelajar yang suka mendengarkan musik ketika belajar membawa dampak buruk bagi otak.

Mempelajari materi ujian sambil mendengarkan musik bukanlah hal yang tepat, karena latar belakang musik dapat mempengaruhi kemampuan otak untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan memori, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi konsentrasi.

Penelitian yang telah dipublikasikan pada jurnal Applied Cognitive Psychology ini, dilakukan dengan meminta partisipan mengingat delapan data dalam urutan. Penelitian ini dilakukan di lima kondisi berbeda, yaitu lingkungan yang tenang, diperdengarkan musik yang disukai, musik tak disukai, data tidak stabil (urutan acak) dan data stabil.

Hasilnya, kemampuan mengingat partisipan buruk saat kondisi mendengarkan musik, baik musik yang disukai maupun yang tak disukai, juga saat dilakukan mengacakan data. Sedangkan ingatan paling bagus terjadi ketika berada pada lingkungan yang tenang dengan data yang tetap atau stabil.

"Rendahnya daya ingat partisipan pada saat mendengarkan musik dan mengalami data acak terjadi karena adanya variasi di lingkungan akustik. Hal ini merusak kemampuan untuk mengingat urutan data dan pengulangan," tutur Nick Perham, peneliti dan dosen di School of Psychology, University of Wales Institute di Cardiff, seperti dilansir dari Health24, Jumat (6/8/2010).

Perham menjelaskan bahwa untuk mengingat data juga diperlukan kemampuan untuk mempertahankan kontrol informasi dalam jangka pendek, yaitu melalui pengulangan memori.

Tetapi hal tersebut tidak akan terjadi ketika lingkungan belajar atau tempat untuk mengingat mengalami variasi akustik atau perubahan bunyi, seperti dengan latar belakang musik.

"Ketika Anda belajar dengan tujuan untuk mengingat, maka carilah lingkungan yang tenang," rekomendasi Perham.

Namun, studi lain menunjukkan bahwa mendengarkan suara-suara tertentu seperti bahan kuliah saat tidur justru dapat meningkatkan daya ingat. Bahkan, untuk memanfaatkan hasil temuan ini, sekarang telah diproduksi bantal yang dilengkapi dengan speaker sehingga orang bisa tidur sambil mendengarkan musik atau bahan kuliah.

Bagian Tubuh yang Bisa Sehat dengan Musik

Setiap orang memiliki selera musik yang berbeda-beda. Tapi apapun jenisnya, musik bisa dijadikan obat yang mujarab untuk meringankan berbagai penyakit dan membuat tubuh tetap sehat.

Manfaat terapi musik telah dikenal sejak zaman dulu. Musik sebagai sarana penyembuhan bahkan diakui dalam tulisan-tulisan Pythagoras, Aristoteles dan Plato. Mereka percaya bahwa musik dapat mempengaruhi kesejahteraan fisik, emosi, kognitif dan sosial, serta meningkatkan kualitas hidup.

Praktisi medis profesional pun telah menghubungkan musik untuk kesehatan tubuh. Sebuah studi telah menyimpulkan bahwa mendengarkan musik memiliki efek kesehatan yang positif terhadap orang dari segala usia.

Dilansir dari Lifemojo, Rabu (6/10/2010), berikut beberapa bagian tubuh yang bisa sehat dengan musik:

1. Menghilangkan rasa sakit
Musik memiliki kemampuan untuk mengurangi rasa sakit melalui pelepasan endorfin yang bertindak sebagai pembunuh rasa sakit alami. Hal ini juga bisa mengalihkan perhatian dari rasa sakit dan mendorong relaksasi.

Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Advanced Nursing, mendengarkan musik sehari-hari dapat mengurangi rasa sakit kronis sebesar 21 persen.

2. Meredakan stres
Stres telah dikaitkan dengan banyak penyakit, termasuk beberapa penyakit mental yang tampaknya hanya terjadi pada orang dengan tingkat stres yang sangat tinggi. Dari studi yang dilakukan menunjukkan bahwa musik dapat mengurangi tingkat stres dan kecemasan secara signifikan.

3. Menyehatkan jantung
Mendengarkan musik yang menenangkan (seperti musik klasik, Celtic atau India) juga dapat membantu mengurangi denyut jantung dan tekanan darah. Sebagai hasil dari tekanan darah, juga mengurangi risiko stroke dan masalah kesehatan lainnya dari waktu ke waktu.

4. Merangsang sel otak
Penelitian telah menunjukkan bahwa musik beat cepat dapat merangsang gelombang otak untuk beresonansi sinkron, sehingga membuat orang berkonsentrasi lebih tajam dan berpikir lebih waspada. Di sisi lain, mendengarkan musik klasik dapat menenangkan dan meningkatkan kemampuan untuk berkonsentrasi lebih lama.

5. Membuat tidur nyenyak
Mendengarkan musik yang lembut saat akan tidur dapat membantu orang untuk tidur lebih nyenyak. Tidur menempatkan tubuh Anda dalam kondisi baik karena menghilangkan efek stres, depresi dan kecemasan seseorang.

6. Membantu penyembuhan kanker
Penelitian menunjukkan musik yang menawarkan sejumlah manfaat bagi orang menghadapi kanker. Musik dapat mengurangi kecemasan pada pasien yang menerima terapi radiasi dan juga meringankan mual dan muntah karena kemoterapi dosis tinggi.

Menjadi Musisi Bisa Membuat Orang Selalu Merasa Muda

Bermain musik ternyata memiliki banyak keuntungan. Studi terbaru menunjukkan bahwa memainkan alat musik bisa mengurangi efek yang muncul dari proses penuaan dan membuatnya selalu merasa muda.

Para peneliti menemukan bahwa musisi yang berusia 45-65 tahun akan unggul dalam hal memori dan kemampuan mendengar pembicaraan orang lain meski dalam keadaan bising dibanding yang non-musisi. Selain itu bermain musik juga mengurangi beberapa efek negatif dari proses penuaan.

"Melatih bermain musik seumur hidup bisa memberikan keuntungan setidaknya terhadap dua fungsi tubuh yang akan menurun seiring bertambahnya usia," ujar Nina Kraus, direktur Auditory Neuroscience Laboratory di Northwestern University, AS, seperti dikutip dari Dailymail, Jumat (12/5/2011).

Kraus menuturkan kesulitan mendengar suara pada suasana yang bising merupakan salah satu keluhan paling umum dari orang-orang yang sudah tua. Kondisi ini akan mengganggu kegiatan sosialnya serta bisa memicu depresi.

Studi ini melibatkan 18 orang musisi dan 19 orang non-musisi yang berusia 45-65 tahun, dengan menguji memori auditori, memori visual, proses pengolahan pendengaran serta kemampuan berbicara di kebisingan.

Para musisi yang mulai bermain alat musik pada usia 9 tahun atau sebelumnya dan konsisten terus sepanjang hidupnya akan hidup lebih baik dihampir semua hal yang diuji dibanding non-musisi.

"Jika bekerja dengan suara akan melibatkan semua daya pikir yang mengatur memori yang secara fisik harus selalu diasah, karenanya bermain musik bisa memerangi masalah komunikasi yang berkaitan dengan usia," ungkap Kraus.

Untuk itu orang yang selalu bermain musik atau menjadi musisi akan terhindar dari efek negatif yang muncul seiring dengan bertambahnya usia, kondisi ini yang membuatnya akan selalu merasa muda. Hasil studi ini telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah online PLoS One.

Terapi Musik Bisa Bantu Atasi Keluhan Kanker

Mendengarkan musik dapat meredakan stres dan meningkatkan toleransi terhadap rasa nyeri. Bagi pasien yang mengidap kanker, terapi musik terbukti bisa meningkatkan kualitas hidup meski tidak secara langsung menyembuhkan penyakit tersebut.

Para ilmuwan Amerika Serikat mengungkap hal itu setelah mengkaji 30 penelitian terdahulu, yang melibatkan tak kurang dari 2.000 pasien kanker. Sebagian dari partisipan menjalani terapi kanker seperti biasa, sedangkan sisanya diberi tambahan terapi musik.

Dibandingkan partisipan yang menjalani terapi standar, partisipan yang mendapat tambahan terapi musik mengalami penurunan tingkat anksietas atau kegelisahan klinis. Suasana hati juga teramati membaik, namun tingkat depresi tidak terlalu terpengaruh.

Turunnya tingkat kegelisahan membuat para partisipan yang mendapat terapi musik lebih mampu mentoleransi rasa nyeri. Akibatnya dalam menjalani terapi utamanya sehari-hari, para partisipan tersebut lebih sedikit merasakan keluhan-keluhan terkait kankernya.

"Temuan ini menyiratkan bahwa intervensi musik sama bergunanya dengan terapi komplementer (tambahan) lainnya, khusunya bagi pengidap kanker," ungkap Dr Joke Bradt dari Drexel University yang melakukan kajian tersebut, seperti dikutip dari Ninemsn, Rabu (10/8/2011).

Sebelumnya, berbagai penelitian juga telah membuktikan bahwa musik bisa meredakan rasa nyeri pada kondisi selain kanker misalnya pada penderita nyeri punggung. Pada pasien yang mendengarkan musik selama 20 menit/hari, nyeri punggung bisa berkurang hingga 20 persen.

Manfaat lain dari terapi musik adalah mempercepat penyembuhan luka setelah operasi. Penelitian yang dilakukan di Barts and The London NHS Trust membuktikan, musik membuat ritme jantung pasien lebih stabil sehingga mendukung proses alami tubuh dalam menutup luka di permukaan tubuh.

Main Musik Sejak Dini Cegah Tuli Akibat Penuaan

Manfaat bermain musik bagi kesehatan telah banyak diungkap oleh para ilmuwan. Selain bisa menunda pikun dan memperbaiki saraf motorik pada pengidap Parkinson, musik juga dapat mencegah timbulnya masalah pendengaran pada orang tua.

Makin dini memulai permainan musik, makin besar manfaatnya bagi telinga dan sistem pendengaran. Penelitian di Baycrest's Rotman Research Institute menunjukkan, seseorang yang mulai belajar memainkan alat musik sejak usia 16 tahun bisa menunda tuli akibat proses penuaan hingga 20 tahun.

"Kami menemukan bahwa menjadi musisi sejak dini bisa menjaga kemampuan auditory (pendengaran) dari kerusakan yang berhubungan dengan proses penuaan," ungkapBenjamin Rich Zendel yang memimpin penelitian tersebut, seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (14/8/2011).

Dalam penelitiannya, Zendel melibatkan 74 orang musisi dan 89 orang yang awam tentang alat musik. Partisipan yang dikategorikan sebagai musisi memiliki kriteria belajar memainkan alat musik sejak usia 16 tahun dan masih tekun memainkan musik saat penelitian berlangsung.

Oleh para ilmuwan, seluruh partisipan ditempatkan dalam satu ruangan kedap suara untuk menghindari gangguan dari lingkungan yang bising dan bisa mengganggu hasil pengamatan. Setelah itu, para ilmuwan memperdengarkan suara-suara tertentu kemudian memberi penilaian.

Hasil penelitian menunjukkan, partisipan dari kelompok musisi masih memiliki mampu mendengarkan pembicaraan dengan cermat pada usia 70 tahun. Kemampuannya setara dengan kelompok partisipan yang awam tentang musik pada usia 50 tahun, sehingga disimpulkan musik bisa memunda tuli hingga 20 tahun.

Namun perlu diperhatikan juga bahwa kadang-kadang bermain musik justru bisa memicu gangguan pendengaran. Gitaris band The Who asal Inggris, Pete Townshend saat ini mengalami tuli sebagian dan diduga kuat pemicunya adalah suara gitarnya sendiri.

Di kalangan pemain musik, suara yang terlalu keras dan terus menerus memang menjadi pemicu terbesar gangguan pendengaran terutama tinnitus atau telinga berdengin. Karena itu jika ingin mendapat manfaat dari bermain musik, pastikan suaranya tidak terlalu keras dan ada cukup waktu bagi telinga untuk beristirahat.

Senin, 12 September 2011

Musik Tradisional Indonesia

NKRI adalah sebuah negara yang meliputi ribuan pulau yang terbentang dari Sabang hingga Merauke, dimana dari sekian banyaknya kepulauan beserta masyarakatnya tersebut lahir, tumbuh dan berkembang berbagai budaya daerah. Seni tradisional yang merupakan jati diri, identitas dan media ekspresi dari masyarakat pendukungnya.

Hampir seluruh wilayah NKRI mempunyai seni musik tradisional yang khusus dan khas. Dari keunikan tersebut bisa nampak terlihat dari teknik permainannya, penyajiannya maupun bentuk/organologi instrumen musiknya. Seni tradisonal itu sendiri mempunyai semangat kolektivitas yang tinggi, sehingga dapat dikenali karakter dan ciri khas masyarakat Indonesia, yaitu yang terkenal ramah dan santun.

Untuk lebih mengenal lebih dekat musik tradisional kita dapat dikategorikan menjadi beberapa kelompok yaitu :

1. Instrumen Musik Perkusi.
Perkusi adalah sebutan bagi semua instrumen musik yang teknik permainannya di pukul, baik menggunakan tangan maupun stik. Dalam hal ini beberapa instrumen musik yang tergolong dalam alat musik perkusi adalah Gamelan, Kendang, Kecapi, Arumba, Talempong, Sampek dan Kolintang, Rebana, Bedung, Jimbe dan lain sebagainya.

a. Gamelan adalah alat musik yang terbuat dari bahan logam, gamelan berasal dari daerah Jawa tengah, Yogyakarta, Jawa Timur juga di Jawa Barat disebut dengan Degung dan di Bali disebut Gamelan Bali. Satu perangkat gamelan terdiri dari instrumen saron, demung, gong, kenong, slentem, bonang, peking, gender dan beberapa instrumen lainnya. Disamping itu gamelan mempunyai nada pentatonis/pentatonic.

b. Kendang adalah sejenis alat musik perkusi yang membrannya berasal dari kulit hewan (kambing). Kendang atau gendang dapat dijumpai di banyak wilayah Indonesia. Di daerah Jawa Barat kendang mempunyai peranan penting dalam tarian Jaipong. Di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali kendang selalu digunakan dalam permainan gamelan baik untuk mengiringi tarian, wayang dan ketoprak. Tifa adalah alat musik sejenis kendang yang dapat di jumpai di daerah Papua, Maluku dan Nias. Rebana adalah jenis alat musik yang biasa di gunakan dalam kesenian yang bernafaskan Islam. rebana dapat dijumpai hampir di sebagian wilayah Indonesia.

c. Kecapi adalah alat musik petik yang berasal dari daerh Jawa Barat. Bentuk organologi kecapi adalah sebuah kotak kayu yang diatasnya berjajar dawai/senar, kotak kayu tersebut berguna sebagai resonatornya. Alat musik yang menyerupai kecapi adalah siter dari Jawa Tengah.

d. Arumba (alunan rumpun bambu) berasal dari daereah Jawa Barat. Arumba adalah alat musik yang terbuat dari bahan bambu yang di mainkan dengan melodis dan ritmis. Pada awalnya arumba menggunakan tangga nada pentatonis namun dalam perkembangannya menggunakan tangga nada diatonis.


e. Talempong adalah seni musik tradisi dari Minangkabau. Talempong adalah alat musik bernada diatonis (do, re, mi, fa, sol, la, si, do).

f. Sampek (sampe/sapek) adlah alat musik yang bentuknya menyerupai gitar berasal dari daerah Kalimantan. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu yang dipenuhi dengan ornamen/ukiran yang indah. Alat musik petik lainnya yang bentuknya menyerupai sampek adalah Hapetan dari daerah Tapanuli, Jungga dari Sulawesi Selatan.

g. Kolintang atau kulintang berasal dari daerah Minahasa. Alat musik ini mempunyai tangga nada diatonis yang semua instrumennya terdiri dari bas, melodis dan ritmis. Bahan dasar dibuat dari kayu dan cara untuk memainkan alat musik ini di pukul dengan menggunakan stik.

h. Sasando adalah alat musik petik berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur, kecapi ini terbuat dari bambu dengan diberi dawai/senar sedangkan untuk resonasinya di buat dari anyaman daun lontar yang mempunyai bentuk setengah bulatan.

2. Instrumen Musik Gesek.
Instrumen musik tradisional yang menggunakan teknik permainan digesek adalah Rebab. Rebab berasal dari daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jakarta (kesenian betawi). Rebab terbuat dari bahan kayu dan resonatornya ditutup dengan kulit tipis, mempunyai dua buah senar/dawai dan mempunyai tangga nada pentatonis. Instrumen musik tradisional lainnya yang mempunyai bentuk seperti rebab adalah Ohyan yang resonatornya terbuat dari tempurung kelapa. Rebab jenis ini dapat dijumpai di Bali, Jawa dan Kalimantan Selatan.

3. Instrumen Musik Tiup.
Suling adalah instrumen musik tiup yang terbuat dari bambu hampir semua daerah di Indonesia dapat dijumpai alat musik ini. Saluang adalah alat musik tiup dari Sumatera Barat, serunai dapat dijumpai di Sumatera Utara, Kalimantan. Suling Lembang berasal dari daerah Toraja yang mempunyai panjang antara 40 – 100 cm dengan garis tengah 2 cm.

Tarompet, serompet, selompret adalah jenis alat musik tiup yang mempunyai 4 – 6 lubang nada dan bagian untuk meniupnya berbentuk corong. Seni musik tradisional yang menggunakan alat musik seperti ini adalah kesenian rakyat Tapanuli, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura dan Papua.

Rabu, 07 September 2011

LOWONGAN KERJA SALES MARKETING



YOPI MUSIC SCHOOL - Marketing & Sales
INFORMASI PERUSAHAAN
DESKRIPSI SINGKAT PERUSAHAAN
Nama Perusahaan
YOPI MUSIC SCHOOL
Sebuah jasa yang bergerak di bidang entertainment.

 


Alamat
 Jalan Sepakat no 23-25 Tj Rejo Medan (061) 8214622.

Website
http://www.yopimusicschool.blogspot.com

INFORMASI LOWONGAN
Level Karir
Marketing & sales
Jenis Pekerjaan
Marketing / Public Relations
Posisi
Marketing / sales
Lokasi Kerja
Medan
Jenjang Pendidikan
SMU – D1
Umur
20 – 30 tahun
Pengalaman Kerja (tahun)
1
Gender
Tidak diutamakan
Gaji yang ditawarkan
Negotiable
Deskripsi Kerja
1. Membuat dan merencanakan strategi pemasaran. 2. Mengusulkan kegiatan promosi dan Marketing Plan.  3. Berorientasi dengan target dan melaporkan setiap harinya pergerakan/pencapaian atas target yang telah ditentukan.
Persyaratan
1. Laki-laki/Perempuan usia Max. 30 tahun 2. Pendidikan minimal SMU segala jurusan. 3. Pengalaman dibidangnya pada posisi yang sama minimal 1 tahun (diutamakan dibidang Marketing / sales). 4. Ditempatkan di Medan 5. Berpenampilan menarik (Rapi).
Tanggal Pemasangan Iklan
07 Sep 2011
Tanggal Penutupan Lowongan
17 Oct 2011
Pengiriman
Dapat diantar langsung atau via Pos.



Senin, 05 September 2011


Sebuah single yang sangat anthemic, dimana Kotak berhasil menggambarkan semangat yang digambarkan di film TENDANGAN DARI LANGIT. Hentakan musik rock yang membalut lagu ini begitu terasa pas tatkala menikmati single yang bertitelkan sama dengan nama filmnya.
Harapan dan semangat seseorang untuk meraih impian tertuang secara manis dalam lirik yang dilantunkan oleh Tantri. Penambahan part sing along di tengah lagu menjadikan lagu ini terasa penuh semangat.
Liukan melodi Cella menyusup di antara celah drum dan bass yang menghentak sedari awal dan padu dalam satu harmonisasi. Pengemasan yang bagus tanpa ada yang kurang ataupun lebih dalam arransemennya. Single ini nantinya juga akan dimasukkan ke dalam album ENERGI.
Sebuah karya epic yang dihasilkan oleh Kotak, Secara keseluruhan single ini cocok mewakili film ini. (kpl/faj)